Senin, 25 Agustus 2008

Pengembangan Pariwisata di Semarang

Stretegi kebijaksanaan dalam pengembangan wisata sejarah di Semarang

Untuk mendukung keberhasilan program-program pemerintah terutama di bidang kepariwisataan dubutuhkan kerja sama semua pihak. Kesadaran dan peran serta semua pihak yang terkait baik itu swasta maupun pemerintah sangat dibutuhkan demi suksesnya pembangunan kepariwisataan. Hal yang demikian juga berlaku dalam pengembangan obyek wisata sejarah yang berupa peninggalan-peninggalan tempat-tempat bernilai historis yang ada di kota Semarang.
Kerja sama antara pemerintah dengan industri swasta dalam pengembangan obyek wisata tempat-tempat yang bernilai historikal di kota Semarang dapat diformulasikan dengan beberapa kebijaksanaan antara lain:
1. Peningkatan kerjasama pemerintah dengan pihak swasta
Yaitu memantapkan koordinasi dan kerjasama pelaku-pelaku parwisata ,misalnya kerjasama pemerintah dengan industry, restoran, biro perjalanan, dan toko souvenir. Kerjasama ini juga perlu dilakukan dengan lembaga-lembaga pendidikan terutama berupa pelatihan-pelatihan dan penelitian-penelitian yang mengupas mengenai bagaimana cara memanfaatkan tempat-tempat bernilai historical guna menunjang dunia pariwisata.
2. Penambahan dan pengadaan sarana dan prasarana obyek wisata
Yaitu menambah dan pengadaan terhadap sarana dan prasarana yang dapat menunjang kepuasan pelayanan bagi wisatawan, misalnya tersedianya sarana transportasi yang baik, tempat ibadah, tempat penginapan, restoran, dan kamar kecil yang bersih di kawasan wisata.
3. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
Yaitu peningkatan kualitas keterampilan profesi bagi insan pariwisata, misalnya pemberian diklat tentang pemanfaatan obyek wisata sejarah, penentuan tentang kawasan yang dapat dikembangkan sebagai obyek wisata sejarah yang masih ada hingga kini, dan juga diklat yang berhubungan dengan pelestarian tempat-tempat bersejarah sesuai dengan Undang-Undang cagar budaya.
4. Distination Information Sistem dikembangkan
Yaitu mengaktifkan kegiatan-kegiatan pemasaran obyek wisata baru berupa tempat-tempat bersejarah, sekaligus memberikan informasi yang jelas dan mudah terhadap obyek tersebut. Misalnya, pembuatan brosur-brosur obyek wisata sejarah yang di tempatkan di tempat-tempat yang strategis seperti, bandara, terminal, stasiun kereta api dan di tempat-tempat keramaian seperti pasar. Dalam brosur ini harus menjelaskan dan dapat memberikan informasi-informasi mengenai lokasi dari tempat-tempat dari bersejarah tersebut, keunikannya, dan transportasi menuju ke kawasan tersebut.
5. Peningkatan penyuluhan sadar wisata berdasarkan Sapta Pesona
Yatu peningkatan terhadap pemberian penyuluhan sadar wisata kepada masyarakat luas, khususnya masyarakat yang berada di daerah atau kawasan obyek wisata, dengan materi penyuluhan berwawasan Sapta Pesona (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan).
Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan obyek wisata bernilai historikal di kota Semarang.
1. Faktor Pendukung
1.1. Julukan Semarang sebagai Kota ATLAS
Pengembangan obyek wisata berupa tempat-tempat bersejarah banyak didukung oleh julukan kota Semarang sebagai kota ATLAS.
Julukan ini dikenang luas oleh masyarakat Indonesia sehingga tidak sedikit dari mereka berniat untuk berwisata dikota ini untuk melihat peninggalan-peninggalan bersifat historis. Para wisatawan, terutama wisatawan domestik, bila berkunjung ke kota ini tidak akan melupakan diri dari mengunjungi tempat-tempat bersejarah seperti Klenteng Sam Poo Kong yang merupakan Klenteng terbesar di Indonesia.
1.2. Sarana dan Prasarana yang memadai
Sarana dan prasarana yang dibutuhkan wisatawan seperti transportasi, penginapan, restoran di kota Semarang. Sarana transportasi dari dan ke Surabaya tidak ada masalah. Transportasi dari luar daerah banyak didukung oleh keberadaan Bandara Ahmad Yani, Terminal Terboyo, dan Pelabuhan Tanjung Emas, Stasiun Tawang. Transportasi didalam kota juga tersedia setiap saat ke berbagai penjuru kota. Penginapan di kota ini tidak ada masalah. Di kota ini tersedia mulai dari hotel berbintang hingga penginapan yang murah. Restoran juga tidak ada masalah karena wisatawan dapat memilih sesuai dengan kantong dan seleranya.
2. Faktor-faktor Penghambat
Masih langkahnya pemandu wisata yang menguasai obyek wisata religi Sam Poo Kong. Karena pemandu wisata kurang mengetahui bagaimana cara menjelaskan seluk-beluk sekitar sejarahnya. Selain harus mengetahui sejarah dari bangunan tersebut juga harus menguasai seni arsitektur atau gaya bangunan tersebut, sebab wisata religi Sam Poo Kong mayoritas etnis Cina.

KESIMPULAN DAN SARAN
· Kota Semarang banyak memiliki nilai historis peninggalan kolonial Belanda. Bangunan-bangunan kuno ini antara lain, Lawang Sewu, Kota Lama, dll.
· Untuk mengembangkan bangunan-bangunan bernilai historis di kota Semarang diperlukan kerjasama dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta.
· Dalam pengembangan obyek wisata bangunan kuno di Semarang selain terdapat faktor-faktor yang mendukung juga ada faktor-faktor penghambatnya.
Faktor-faktor pendukungnya antara lain: julukan kota Seamarang sebagai kota atlas, syair lagu yang mengisahkan beberapa tempat bersejarah, sarana dan prasarana yang memadai dan kebanggaan pemilik bangunan kuno. Faktor-faktor penghambatnya antara lain: citra kota dengan kriminalitas yang tinggi, masih banyak bangunan kuno yang ditelantarkan, merupakan obyek wisata baru yang belum banyak dikenal oleh masyarakat, belum tersedianya WC umum dan masih langkanya pemandu wisata menguasai obyek bangunan kuno.
Ada beberapa saran yang bertujuan untuk membantu pemerintah dalam mengembangkan dnia kepariwisataan yaitu sebagai berikut:
1. Unuk mengembangkan kota Semarang sebagai daerah tujuan wisata Pemda harus melakukan kerjasama dengan perguruan tinggi yang ada hubungan, guna menemukan obyek-obyek wisata baru yang selama ini belum banyak dimanfaatkan.
2. Pemda harus berani mengalokasikan dananya untuk menyediakan fasilitas-fasilitas wisata yang belum ada, seperti penyediaan WC umum di berbagai kawasan kota.
3. Pemda harus mendorong kepada pengelola tempat-tempat historikal untuk melestarikannya, memberikan penghargaan kepada pengelola dan memberi keringanan pajak kepada pemilik bangunan kuno. Dengan cara ini di harapkan pengelola tempat-tempat historikal akan terangsang dalam melestarikannya.
4. Agar wisatawan tertarik berkunjung ke kota Semarang maka citra kota dengan kriminalitas tinggi harus segera di ubah menjadi kota yang aman.
5. Tempat-tempat historikal tidak terpelihara harus segera diperbaiki dan dirawat sehingga tampak indah dan menarik bagi wisatawan.
6. Promosi untuk menambah obyek wisata bangunan kuno harus dilakukan secara lebih intensif.

ANALISIS IKLAN XL BERDASARKAN ILMU KOGNITIF

TARIF SAMPE PUAS XL bebas

Periklanan adalah fenomena bisnis modern. Tidak ada perusahaan yang ingin maju dan memenangkan kompetisi bisnis tanpa mengandalkan iklan. Demikian pentingnya peran iklan dalam bisnis modern sehingga salah satu bonafiditas perusahaan terletak pada berapa besar dana yang dialokasikan untuk iklan tersebut. Di samping itu, iklan merupakan jendela kamar dari sebuah perusahaan. Keberadaannya menghubungkan perusahaan dengan masyarakat. Khususnya konsumen.
Pemahaman secara kuantitatif akan menjamin bahwa jumlah pembeli, dan frekuensi pembelian yang diperoleh akan sejalan dengan target penjualan yang telah ditetapkan. Pemahaman secara kualitatif akan menjamin bahwa pesan iklan yang disampaikan akan sejalan dengan tujuan pemasaran yang telah ditetapkan.
Pada dasarnya, lambang atau simbol yang digunakan dalam iklan terdiri atas dua jenis, yaitu yang verbal dan nonverbal. Lambang verbal adalah bahasa yang kita kenal; lambang yang nonverbal adalah bentuk dan warna yang disajikan dalam iklan, yang tidak secara khusus meniru rupa atas bentuk realitas. Sebagai medium ideologis, sangat menarik mengamati dan membongkar isi pesan sebuah iklan. Terutama karena ia tidak semata-mata membentuk makna yang ideologis, namun juga karena makna yang ideologis itu dibungkus oleh kepentingan akumulasi modal. Ini berarti, makna-makna ideologi yang diciptakan iklan dipakai oleh kapitalisme untuk kelangsungan hidupnya. Sebaliknya, perubahan dan perkembangan kapital memungkinkan diproduksinya makna-makna ideologis yang baru.
Jika dilihat dari wujudnya, iklan mengandung tanda-tanda komunikatif. Lewat bentuk-bentuk komunikasi itulah pesan tersebut menjadi bermakna. Di samping itu, gabungan antara tanda dan pesan yang ada diharapkan mampu mempersuasi khalayak sasaran yang dituju. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji tanda verbal (terkait dengan judul, subjudul, dan teks) dan tanda visual (terkait dengan ilustrasi, logo, tipografi, dan tata visual) dengan pendekatan teori semiotika.
Semiotika adalah ilmu yang mempelajari tentang tanda (sign), berfungsinya tanda, dan produksi makna. Tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang berarti sesuatu yang lain. Seperti dalam iklan XL bebas adanya tanda ditandai dengan adanya peristiwa telepon murah, sebuah HP yang dipegang sebagai sebuah isyarat tangan, sebuah kata yang diucapkan waktu nelpon sesukanya dengan tidak buru-buru karena dengan tarif murah, suatu kebiasaan nelpon, sebuah gejala untuk nelpon terus dengan XL bebas, suatu ekspresi wajah, suatu sikap yang menunjukkan senang bisa nelpon murah sepuasnya, cara berbicara, biaya telepon yang ditunjukkan untuk bisa nelpon sepuasnya, dan lain sebagainya, semuanya itu dianggap sebagai tanda. Sebuah iklan biasanya terdiri dari tiga elemen tanda yaitu :
1. Gambar objek atau produk yang diiklankan
Disini saya mengambil iklan XL bebas sebagai objek. Mengingat sekarang lagi perang tarif pada operator-operator. Di XL bebas, menawarkan dan mengajak masyarakat untuk sama-sama memakai kartu XL bebas karena Rp.600,- bisa nelpon sepuasnya yang dapat dipakai untuk nelpon ke operator lain.
2. Gambar benda-benda yang disekitar objek yang memberikan konteks pada objek tersebut
Gambar benda-benda yang disekitar objek, yaitu adanya pepohonan dan pagar yang berarti lagi asyik nelpon di pagi yang cerah apalagi dengan tarif murah sepuasnya.
3. Tulisan atau teks yang memberikan keterangan tertulis yang satu sama lain saling mengisi dalam menciptakan ide, gagasan, konsep, atau makna sebuah iklan
Fungsi teks-teks yang menunjukkan pada sesuatu (mengacu pada sesuatu) dilaksanakan
berkat sejumlah kaidah, janji, dan kaidah-kaidah alami yang merupakan dasar dan alasan mengapa tanda-tanda itu menunjukkan pada isinya. Dalam iklan XL bebas terdapat teks-teks juga terdapat keterangan tertulis seperti contoh : XL terus menghadirkan layanan yang berkualitas dan tarif yang termurah, dengan mengeluarkan promo tarif baru XL bebas hanya Rp 600 sampe puas bagi pengguna XL bebas untuk menelpon ke semua operator se-Indonesia, baik ke sesama XL maupun ke operator lain dan PSTN se-Indonesia. Untuk dapat menikmati tarif baru ini, pengguna XL bebas tidak perlu daftar atau membeli paket perdana khusus karena secara otomatis seluruh pengguna XL bebas se-Indonesia dapat menikmati tarif termurah dari XL ini. PERIODE PROMOMulai 5 Maret 2008 dan daftar TARIF XL bebas yang berlaku di wilayah.
Dari teks iklan tersebut timbul sebuah ide, gagasan, konsep, atau makna ,yakni keinginan memakai XL bebas agar bisa nelpon sepuasnya dengan biaya pulsa yang cukup murah, bahwa XL bebas memberi solusi yang terbaik disamping sekarang biaya hidup yang semua naik, telepon sepuasnya hanya dibatasi dari jam 22.00-10.59 WIB setelah jam tersebut biaya pulsa kembali normal seperti awal, dan lain sebagainya.
Sedangkan bunyi-bunyian dan gambar, disebut signifier atau penanda, yang dikatakan penanda (signifier) dalam iklan XL bebas yaitu suara iklannya, kata-kata yang diucapkan dan teks-teks yang berfungsi menunjukkan pada sesuatu (mengacu pada sesuatu) dilaksanakan berkat sejumlah kaidah, janji, dan kaidah-kaidah alami yang merupakan dasar dan alasan mengapa tanda-tanda itu menunjukkan pada isinya yang ditulis sebagai informasi pendukung yang dapat mengajak orang untuk memakai XL bebas dan syarat-syarat ketentuan berlaku, gambar orang yang sedang nelpon dengan asyik dan santai tanpa takut dikejar biaya, warna orange yang mencolok agar mudah di ingat oleh konsumen, serta obyek yang dipakai seperti bintang film yang ikut terlibat dalam iklan, dan sebagainya.
Sedangkan untuk signified (petanda) yaitu konsep-konsep dari bunyi-bunyian dan gambar. Signified dimaksudkan untuk ekspresi yang dikeluarkan oleh bintang film yang terlibat untuk mendorong masyarakat untuk segera ganti kartu dan jangan ganti kartu tetap pakai XL bebas karena dengan XL bebas bisa nelpon sepuasnya Cuma dengan Rp.600,- saja. Hubungan antara kedua unsur tersebut akan melahirkan sebuah makna yang dapat ditangkap oleh masyarakat.
Makna denotatif adalah makna yang berdasarkan apa yang tampak meliputi hal-hal yang ditunjuk oleh kata-kata (makna referensial). Misalnya dalam iklan XL bebas yaitu, adanya gambar manusia yaitu bintang-bintang film papan atas, pagar, pepohonan, memakai baju dengan warna orange semua, warna biru dan putih pada langit yang menunjukkan cuaca yang cerah. Pada tahapan ini hanya informasi data yang disampaikan.
Makna konotatif adalah makna lebih mendalam yang berkaitan dengan pemahaman-pamahaman ideologi dan kultural, meliputi aspek makna yang berkaitan dengan perasaan dan emosi serta nilai-nilai kebudayaan dan ideologi. Dalam iklan XL bebas menunjukkan, gambar wajah orang tersenyum bahagia dan tertawa dapat diartikan sebagai suatu keramahan, kebahagiaan. Tetapi sebaliknya, bisa saja tersenyum diartikan sebagai ekspresi penghinaan terhadap seseorang atau kartu perdana telepon lainnya.

BUDAYA SUKU BATAK

SEJARAH
Kerajaan Batak didirikan oleh seorang Raja dalam negeri Toba sila-silahi (silalahi) lua’ Baligi (Luat Balige), kampung Parsoluhan, suku Pohan. Raja yang bersangkutan adalah Raja Kesaktian yang bernama Alang Pardoksi (Pardosi). Masa kejayaan kerajaan Batak dipimpin oleh raja yang bernama. Sultan Maharaja Bongsu pada tahun 1054 Hijriyah berhasil memakmurkan negerinya dengan berbagai kebijakan politiknya.

DESKRIPSI LOKASI
Suku bangsa Batak dari Pulau Sumatra Utara. Daerah asal kediaman orang Batak dikenal dengan Daratan Tinggi Karo, Kangkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun, Toba, Mandailing dan Tapanuli Tengah. Daerah ini dilalui oleh rangkaian Bukit Barisan di daerah Sumatra Utara dan terdapat sebuah danau besar dengan nama Danau Toba yang menjadi orang Batak. Dilihat dari wilayah administrative, mereka mendiami wilayah beberapa Kabupaten atau bagaian dari wilayah Sumatra Utara. Yaitu Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, Tapanuli Utara, dan Asahan.

UNSUR BUDAYA

A. Bahasa

Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, orang Batak menggunakan beberapa logat, ialah: (1)Logat Karo yang dipakai oleh orang Karo; (2) Logat Pakpak yang dipakai oleh Pakpak; (3) Logat Simalungun yang dipakai oleh Simalungun; (4) Logat Toba yang dipakai oleh orang Toba, Angkola dan Mandailing.

B. Pengetahuan
Orang Batak juga mengenal sistem gotong-royong kuno dalam hal bercocok tanam. Dalam bahasa Karo aktivitas itu disebut Raron, sedangkan dalam bahasa Toba hal itu disebut Marsiurupan. Sekelompok orang tetangga atau kerabat dekat bersama-sama mengerjakan tanah dan masing-masing anggota secara bergiliran. Raron itu merupakan satu pranata yang keanggotaannya sangat sukarela dan lamanya berdiri tergantung kepada persetujuan pesertanya.

C. Teknologi
Masyarakat Batak telah mengenal dan mempergunakan alat-alat sederhana yang dipergunakan untuk bercocok tanam dalam kehidupannya. Seperti cangkul, bajak (tenggala dalam bahasa Karo), tongkat tunggal (engkol dalam bahasa Karo), sabit (sabi-sabi) atau ani-ani. Masyarakat Batak juga memiliki senjata tradisional yaitu, piso surit (sejenis belati), piso gajah dompak (sebilah keris yang panjang), hujur (sejenis tombak), podang (sejenis pedang panjang). Unsur teknologi lainnya yaitukain ulos yang merupakan kain tenunan yang mempunyai banyak fungsi dalam kehidupan adat Batak.

D. Organisasi Sosial

a. Perkawinan
Pada tradisi suku Batak seseorang hanya bisa menikah dengan orang Batak yang berbeda klan sehingga jika ada yang menikah dia harus mencari pasangan hidup dari marga lain selain marganya. Apabila yang menikah adalah seseorang yang bukan dari suku Batak maka dia harus diadopsi oleh salah satu marga Batak (berbeda klan). Acara tersebut dilanjutkan dengan prosesi perkawinan yang dilakukan di gereja karena mayoritas penduduk Batak beragama Kristen.
Untuk mahar perkawinan-saudara mempelai wanita yang sudah menikah.

b. Kekerabatan
Kelompok kekerabatan suku bangsa Batak berdiam di daerah pedesaan yang disebut Huta atau Kuta menurut istilah Karo. Biasanya satu Huta didiami oleh keluarga dari satu marga.Ada pula kelompok kerabat yang disebut marga taneh yaitu kelompok pariteral keturunan pendiri dari Kuta. Marga tersebut terikat oleh simbol-simbol tertentu misalnya nama marga. Klen kecil tadi merupakan kerabat patrilineal yang masih berdiam dalam satu kawasan. Sebaliknya klen besar yang anggotanya sdah banyak hidup tersebar sehingga tidak saling kenal tetapi mereka dapat mengenali anggotanya melalui nama marga yang selalu disertakan dibelakang nama kecilnya, Stratifikasi sosial orang Batak didasarkan pada empat prinsip yaitu : (a) perbedaan tigkat umur, (b) perbedaan pangkat dan jabatan, (c) perbedaan sifat keaslian dan (d) status kawin.

E. Mata Pencaharian
Pada umumnya masyarakat batak bercocok tanam padi di sawah dan ladang. Lahan didapat dari pembagian yang didasarkan marga. Setiap kelurga mandapat tanah tadi tetapi tidak boleh menjualnya. Selain tanah ulayat adapun tanah yang dimiliki perseorangan .
Perternakan juga salah satu mata pencaharian suku batak antara lain perternakan kerbau, sapi, babi, kambing, ayam, dan bebek. Penangkapan ikan dilakukan sebagian penduduk disekitar danau Toba.
Sektor kerajinan juga berkembang. Misalnya tenun, anyaman rotan, ukiran kayu, temmbikar, yang ada kaitanya dengan pariwisata.

F. Religi
Pada abad 19 agama islam masuk daerah penyebaranya meliputi batak selatan . Agama kristen masuk sekitar tahun 1863 dan penyebaranya meliputi batak utara. Walaupun d emikian banyak sekali masyarakat batak didaerah pedesaan yang masih mmpertahankan konsep asli religi pendduk batak. Orang batak mempunyai konsepsi bahwa alam semesta beserta isinya diciptakan oleh Debeta Mula Jadi Na Balon dan bertempat tinggal diatas langit dan mempunyai nama-nama sesuai dengan tugasnya dan kedudukanya . Debeta Mula Jadi Na Balon : bertempat tinggal dilangit dan merupakan maha pencipta; Siloan Na Balom: berkedudukan sebagai penguasa dunia mahluk halus. Dalam hubungannya dengan roh dan jiwa orang batak mengenal tiga konsep yaitu : Tondi: jiwa atau roh; Sahala : jiwa atau roh kekuatan yang dimiliki seseorang; Begu : Tondinya orang yang sudah mati. Orang batak juga percaya akan kekuatan sakti dari jimat yang disebut Tongkal.

G. Kesenian
Seni Tari yaitu Tari Tor-tor (bersifat magis); Tari serampang dua belas (bersifat hiburan). Alat Musik tradisional : Gong; Saga-saga. Hasil kerajinan tenun dari suku batak adalah kain ulos. Kain ini selalu ditampilkan dalam upacara perkawinan, mendirikan rumah, upacara kematian, penyerahan harta warisan, menyambut tamu yang dihormati dan upacara menari Tor-tor. Kain adat sesuai dengan sistem keyakinan yang diwariskan nenek moyang .

NILAI BUDAYA

1. Kekerabatan
Nilai kekerabatan masyarakat Batak utamanya terwujud dalam pelaksanaan adat Dalian Na Talu, dimana seseorang harus mencari jodoh diluar kelompoknya, orang-orang dalam satu kelompok saling menyebut Sabutuha (bersaudara), untuk kelompok yang menerima gadis untuk diperistri disebut Hula-hula. Kelompok yang memberikan gadis disebut Boru.
2. Hagabeon
Nilai budaya yang bermakna harapan panjang umur, beranak, bercucu banyak, dan yang baik-baik.
3. Hamoraan
Nilai kehormatan suku Batak yang terletak pada keseimbangan aspek spiritual dan meterial.
4. Uhum dan ugari
Nilai uhum orang Batak tercermin pada kesungguhan dalam menegakkan keadilan sedangkan ugari terlihat dalam kesetiaan akan sebuah janji.
5. Pengayoman
Pengayoman wajib diberikan terhadap lingkungan masyarakat, tugas tersebut di emban oleh tiga unsur Dalihan Na Tolu.
6. Marsisarian
Suatu nilai yang berarti saling mengerti, menghargai, dan saling membantu.

ASPEK PEMBANGUNAN
Aspek pembangunan dari suku Batak yaitu masuknya sistem sekolah dan timbulnya kesempatan untuk memperoleh prestise social. Terjadinya jaringan hubungan kekerabatan yang berdasarkan adat dapat berjalan dengan baik. Adat itu sendiri bagi orang Batak adalah suci. Melupakan adat dianggap sangat berbahaya. Pengakuan hubungan darah dan perkawinan memperkuat tali hubungan dalam kehidupan sehari-hari. Saling tolong menolong antara kerabat dalam dunia dagang dan dalam lapangan ditengah kehidupan kota modern umum terlihat dikalangan orang Batak. Keketatan jaringan kekerabatan yang mengelilingi mereka itulah yang memberi mereka keuletan yang luar biasa dalam menjawab berbagai tantangan dalam abad ini.

DAFTAR PUSTAKA
Hidayah, Zuliyani
1997 Ensiklopedia Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: LP3ES
Koentjaraningrat
1971 Manusia dan kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan
Melalatoa, M. Junus
1997 Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Suku Samin

Asal Mula Timbulnya Nama "Samin"
Menurut sesepuh Samin, Harjo Kardi istilah Samin berarti " tiyang sami-sami amin", maksudnya kelompok orang yang senasib dan sepenanggungan. Munculnya nama Samin berasal dari gerakan Saminisme yang dipimpin oleh gerombolan rampok yang dipimpin oleh Surowidjojo atau Raden Suratmoko yang lahir tahun 1840. Raden Surowidjojo ini anak seorang bupati Suromoto. Ia merasa prihatin melihat bangsanya dipaksa membayar pajak dengan kekerasan oleh pemerintah kolonial, sedangkan penarik pajak tersebut tidak lain adalah kaum pribumi yang bekerja pada pemerintah kolonial. Pajak yang harus dibayar pada para petani cukup tinggi, jika ia tidak dapat membayar sebagai gantinya para petani itu harus menyerahkan harta bendanya berupa ternak, makanan pokok, maupun barang keperluan rumah tangga. Melihat perilaku bangsa pribumi yang menjadi antek Belanda, Raden Surowidjojo pergi ke Kadipaten dan bergabung dengan gerombolan perampok. Gerombolan perampok itu bernama Tiyang sami-sami amin. Kemudian disingkat menjadi Samin.
Orang-orang Samin sebenarnya kurang suka dengan sebutan "Wong Samin", sebab sebutan tersebut mengandung arti tidak terpuji yaitu dianggap sekelompok orang yang tidak mau membayar pajak, sering membantah dan menyangkal aturan yang telah ditetapkan sering keluar masuk penjara, sering mencuri kayu jati dan perkawinannya tidak dilaksanakan menurut hukum Islam. Para pengikut Saminisme lebih suka disebut "Wong Sikep", artinya orang yang bertanggung jawab, sebutan untuk orang yang berkonotasi baik dan jujur.
Ajaran Samin

Paham Saminisme dinamakan "Agama Nabi Adam". Ajaran Saminisme yang terwariskan hingga kini sebenarnya mencuatkan nilai-nilai kebenaran, kesederhanaan, kebersamaan, keadilan, dan kerja keras.
Ajaran Samin ada 3 yaitu:
1. Angger-angger pangucap (hukum bicara)
2. Angger-angger pratikel (hukum tindak tanduk)
3. Angger-angger lakonono (hukum perihal yang perlu dijalankan).
Konsep ajaran Samin
Pengikut ajaran Samin mempunyai 6 ajaran yaitu :
1. Tidak bersekolah
2. Tidak memakai peci, tetapi memakai iket yaitu semacam kain yang diikatkan dikepala mirip orang Jawa zaman dahulu.
3. Tidak berpoligami
4. Tidak memakai celana panjang, dan hanya pakai celana selutut
5. Tidak berdagang
6. Penolakan terhadap kapitalisme.
Bahasa

Inti dari gerakan Samin adalah melalui bahasa Jawa ngoko kasar dan sering disertai samepa(perumpamaan). Bagi mereka menghormati orang lain tidak dari bahasa yang digunakan tapi sikap dan perbuatan yang ditunjukkan.
Organisasi Sosial dan Sistem Kekerabatan

Masyarakat Samin memiliki persamaan dengan kekerabatan Jawa pada umumnya. Sebutan-sebutan dan cara penyebutannya sama. Hanya saja mereka tidak terlalu mengenal hubungan darah atau generasi lebih keatas setelah kakek atau nenek. Hubungan ketetanggaan baik sesama Samin masyarakat diluar Samin terjalin dengan baik. Dalam menjaga dan melestarikan hubungan kekerabatan masyarakat Samin memiliki tradisi untuk saling berkunjung terutama pada saat satu keluarga mempunyai hajat sekalipun tempat tinggalnya jauh.
Menurut Samin, perkawinan itu sangat penting. Dalam ajarannya perkawinan itu merupakan alat untuk meraih keluhuran budi yang seterusnya untuk menciptakan anak yang mulia (atmaja (u)Tama). Dalam ajaran Samin, dalam perkawinan seorang pengantin laki-laki diharuskan mengucapkan syahadat, yang berbunyi kurang lebih demikian : "sejak nabi Adam pekerjaan saya memang kawin. (Kali ini) mengawini seorang perempuan bernama…. Saya berjanji setia kepadanya. Hidup bersama telah kami jalani berdua". Menurut orang Samin perkawinan sudah dianggap sah walaupun yang menikahkan hanya orang tua pengantin.

Kesenian

Upacara tradisi yang ada pada masyarakat Samin antara lain, nyadran (bersih desa) sekaligus menguras sumber iar pada sumur tua yang banyak memberi manfaat pada masyarakat. Tradisi slamatan yang berkaitan dengan daur hidup yaitu, kehamilan, kelahiran, khitan, perkawinan dan kematian. Mereka melakukan tradisi tersebut secara sederhana.
Adapun kesenian mereka yaitu, tari tayup, dan wayang tengul. Tari tayup merupakan tari pergaulan yang populer bagi masyarakat Bojonegoro dan sekitar. Tarian ini biasanya dilakukan oleh pria dengan diiringi gamelan dan tembang-tembang Jawa yang dilantunkan oleh Waranggono yang syairnya syarat dengan petuah dan ajaran. Wayang tengul adalah kesenian wayang khas Bojonegoro dalam bentuk 3 dimensi dengan diiringi gamelan pelog atau slendro.

Mata Pencaharian

Sebagian besar masyarakat Samin sekarang ini adalah petani. Pandangan terhadap lingkungan sangat positif, mereka memanfaatkan alam misalnya, mengambil kayu secukupnya saja tidak pernah mengeploitasi. Hal ini sama sesuai dengan pikiran masyarakat Samin yang cukup sederhana, tidak berlebihan, dan apa adanya. Tanah bagi mereka ibarat ibu sendiri, artinya tanah memberi kehidupan bagi mereka. Sebagai petani tradisional maka tanah mereka perlakukan sebaik-baiknya.

Ilmu Pengetahuan

Pandangan terhadap lingkungan sangat positif, mereka memanfaatkan alam misalnya, mengambil kayu secukupnya saja tidak pernah mengeploitasi. Hal ini sama sesuai dengan pikiran masyarakat Samin yang cukup sederhana, tidak berlebihan, dan apa adanya. Tanah bagi mereka ibarat ibu sendiri, artinya tanah memberi kehidupan bagi mereka. Sebagai petani tradisional maka tanah mereka perlakukan sebaik-baiknya. Dalam pengolahan lahan (tumbuhan apa yang akan ditanam) mereka hanya berdasarkan musim saja yaitu penghujan dan kemarau. Masyarakat Samin menyadari isi dan kekayaan alam habis atau tidak tergantung pada pemakainya.

Teknologi

Masyarakat Samin dikenal dengan keluguan, kejujuan dan apa adanya, tidak berbuat aneh-aneh dan selalu mentaati peraturan. Pakaian orang Samin biasanya terdiri dari baju lengan panjang tidak memakai kerah, berwarna hitam. Laki-laki memakai ikat kepala. Untuk pakaian wanita bentuknya memakai lengan panjang, berkain sebatas dibawah tempurung lutut atau diatas mata kaki. Sekalipun masyarakat Samin berusaha mempertahankan tradisi namun tidak urung pengaruh kemajuan zaman juga mempengarui mereka. Misalnya, pemakaian traktor dan pupuk kimiawi dalam pertanian, alat rumah tangga dari plastik, aluminium, dan lainnya. Yang diharapkan tidak hilang terpupus zaman adalah nilai-nilai positif atau kearifan lokal yang telah ada pada masyarakat Samin tersebut, misalnya kejujuran, dan kearifan dalam memakai alam, semangat gotong-royong dan saling menolong yang masih tinggi.

Referensi

Kearifan Lokal di Lingkungan Masyarakat Samin kabupaten Blora Jawa Tengah; Dra Titi Mumfangati, dkk; Penerbit Jarahnitra, 2004, Yogyakarta

Deskripsi Lokasi Pesarean Gunung Kawi

A. Kondisi Geografis
Geografis Desa Wonosari adalah merupakan Daerah yang strategis karena merupakan Daerah Wisata terkenal yang dikunjungi oleh Wisatawan Domestik dan Manca Negara. Luas wilayah Desa Wonosari kurang lebih 1.200.334 M²

Jumlah Penduduk Desa Wonosari : 6.679 jiwa
1. Laki-laki : 3.288 jiwa
2. Perempuan : 3.391 jiwa

Luas wilayah menurut penggunaannya :
1. Pemukiman umum : 95,200
2. Pertanian : 220,100
3. Perkebunan : 313,100
4. Hutan lindung : 532
5. Bangunan
A. Perkantoran : 1,000
B. Sekolah : 2,500
C. Perkantoran : 0,625
D. Pasar : 0,250
E. Terminal : 0,800
F. Jalan : 7,500
6. Rekreasi dan Olah raga
A. Lapangan Sepak bola : 2,000
B. Lapangan Volly Ball : 0,400
C. Taman Rekreasi : 3,000
7. Lain-lain
A. Sungai : 17,109
B. Tempat ibadah : 1,750
C. Makam : 3,000

Adapun Batas-batas Desa Wonosari sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan perhutani
- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Balesari
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kebobang
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Blitar

Desa Wonosari terdiri dari 4 Dusun :
- Dusun Wonosari terdiri dari 7 RW / 15 RT
- Dusun Sumbersari terdiri dari 3 RW / 8 RT
- Dusun Pijiombo terdiri dari 2 RW / 6 RT
- Dusun Kampung Baru terdiri dari 2 RW / 6 RT

B. Kondisi Topografis
Bahwa keadaan atau kondisi tanah di Desa Wonosari sangatlah subur sehingga sangat cocok untuk pertanian maupun perkebunan, dari sektor perkebunan dihasilkan cengkeh dan kopi, dari sektor pertanian dihasilkan palawija ( Jagung, Ubi kayu, Ubi jalar ), pisang, dll.

C. Kondisi Demografi
Letak Demografis Desa Wonosari berada di lereng Gunung Kawi. Pada ketinggian 800 M DPL, dengan temperatur udara rata-rata antara 20-30 C.

D. Kondisi Sosial Ekonomi Desa Wonosari
Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Wonosari semakin hari semakin meningkat dengan beraneka ragam mata pencaharian seperti petani, pedagang, peternak, usaha bidang jasa, dll.

E. Potensi Sumber Daya Alam Desa Wonosari
- Pertanian
- Perkebunan
- Daerah Wisata.

Jumat, 08 Agustus 2008

BUDAYA BALI


SEJARAH

Bali berasal dari kata “Bal” dalam bahasa Sansekerta berarti "Kekuatan", dan "Bali" berarti "Pengorbanan" yang berarti supaya kita tidak melupakan kekuatan kita. Supaya kita selalu siap untuk berkorban. Bali mempunyai 2 pahlawan nasional yang sangat berperan dalam mempertahankan daerahnya yaitu I Gusti Ngurah Rai dan I Gusti Ketut Jelantik.


DESKRIPSI LOKASI
Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil yang beribu kota Denpasar. Tempat-tempat penting lainnya adalah Ubud sebagai pusat seni terletak di Kabupaten Gianyar, sedangkan Kuta, Sanur, Seminyak, dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tempat tujuan pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan. Suku bangsa Bali dibagi menjadi 2 yaitu: Bali Aga (penduduk asli Bali biasa tinggal di daerah trunyan), dan Bali Mojopahit (Bali Hindu / keturunan Bali Mojopahit).

UNSUR – UNSUR BUDAYA

A. BAHASA
Bali sebagian besar menggunakan bahasa Bali dan bahasa Indonesia, sebagian besar masyarakat Bali adalah bilingual atau bahkan trilingual. Bahasa Inggris adalah bahasa ketiga dan bahasa asing utama bagi masyarakat Bali yang dipengaruhi oleh kebutuhan industri pariwisata. Bahasa Bali di bagi menjadi 2 yaitu, bahasa Aga yaitu bahasa Bali yang pengucapannya lebih kasar, dan bahasa Bali Mojopahit.yaitu bahasa yang pengucapannya lebih halus.

B. PENGETAHUAN
Banjar atau bisa disebut sebagai desa adalah suatu bentuk kesatuan-kesatuan social yang didasarkan atas kesatuan wilayah. Kesatuan social tersebut diperkuat oleh kesatuan adat dan upacara keagamaan. Banjar dikepalahi oleh klian banjar yang bertugas sebagai menyangkut segala urusan dalam lapangan kehidupan sosial dan keagamaan,tetapi sering kali juga harus memecahkan soal-soal yang mencakup hukum adat tanah, dan hal-hal yang sifatnya administrasi pemerintahan.

C. TEKNOLOGI
Masyarakat Bali telah mengenal dan berkembang system pengairan yaitu system subak yang mengatur pengairan dan penanaman di sawah-sawah. Dan mereka juga sudah mengenal arsitektur yang mengatur tata letak ruangan dan bangunan yang menyerupai bangunan Feng Shui. Arsitektur merupakan ungkapan perlambang komunikatif dan edukatif. Bali juga memiliki senjata tradisional yaitu salah satunya keris. Selain untuk membela diri, menurut kepercayaan bila keris pusaka direndam dalam air putih dapat menyembuhkan orang yang terkena gigitan binatang berbisa.

D. ORGANISASI SOSIAL
a). Perkawinan
Penarikan garis keturunan dalam masyarakat Bali adalah mengarah pada patrilineal. System kasta sangat mempengaruhi proses berlangsungnya suatu perkawinan, karena seorang wanita yang kastanya lebih tinggi kawin dengan pria yang kastanya lebih rendah tidak dibenarkan karena terjadi suatu penyimpangan, yaitu akan membuat malu keluarga dan menjatuhkan gengsi seluruh kasta dari anak wanita.
Di beberapa daerah Bali ( tidak semua daerah ), berlaku pula adat penyerahan mas kawin ( petuku luh), tetapi sekarang ini terutama diantara keluarga orang-orang terpelajar, sudah menghilang.
b). Kekerabatan
Adat menetap diBali sesudah menikah mempengaruhi pergaulan kekerabatan dalam suatu masyarakat. Ada macam 2 adat menetap yang sering berlaku diBali yaitu adat virilokal adalah adat yang membenarkan pengantin baru menetap disekitar pusat kediaman kaum kerabat suami,dan adat neolokal adalah adat yang menentukan pengantin baru tinggal sendiri ditempat kediaman yang baru. Di Bali ada 3 kelompok klen utama (triwangsa) yaitu: Brahmana sebagai pemimpin upacara, Ksatria yaitu : kelompok-klompok khusus seperti arya Kepakisan dan Jaba yaitu sebagai pemimpin keagamaan.
c). Kemasyarakatan
Desa, suatu kesatuan hidup komunitas masyarakat bali mencakup pada 2 pengertian yaitu : desa adat dan desa dinas (administratif). Keduanya merupakan suatu kesatuan wilayah dalam hubungannya dengan keagamaan atau pun adat istiadat, sedangkan desa dinas adalah kesatuan admistratif. Kegiatan desa adat terpusat pada bidang upacara adat dan keagamaan, sedangkan desa dinas terpusat pada bidang administrasi, pemerintahan dan pembangunan.

E. MATA PENCAHARIAN
Pada umumnya masyarakat bali bermata pencaharian mayoritas bercocok tanam, pada dataran yang curah hujannya yang cukup baik, pertenakan terutama sapi dan babi sebagai usaha penting dalam masyarakat pedesaan di Bali, baik perikanan darat maupun laut yang merupakan mata pecaharian sambilan, kerajinan meliputi kerajinan pembuatan benda anyaman, patung, kain, ukir-ukiran, percetakaan, pabrik kopi, pabrik rokok, dll. Usaha dalam bidang ini untuk memberikan lapangan pekerjaan pada penduduk. Karena banyak wisatawan yang mengunjungi bali maka timbullah usaha perhotelan, travel, toko kerajinan tangan.

F. RELIGI
Agama yang di anut oleh sebagian orang Bali adalah agama Hindu sekitar 95%, dari jumlah penduduk Bali, sedangkan sisanya 5% adalah penganut agama Islam, Kristen, Katholik, Budha, dan Kong Hu Cu. Tujuan hidup ajaran Hindu adalah untuk mencapai keseimbangan dan kedamaian hidup lahir dan batin.orang Hindu percaya adanya 1 Tuhan dalam bentuk konsep Trimurti, yaitu wujud Brahmana (sang pencipta), wujud Wisnu (sang pelindung dan pemelihara), serta wujud Siwa (sang perusak). Tempat beribadah dibali disebut pura. Tempat-tempat pemujaan leluhur disebut sangga. Kitab suci agama Hindu adalah weda yang berasal dari India.
Orang yang meninggal dunia pada orang Hindu diadakan upacara Ngaben yang dianggap sanggat penting untuk membebaskan arwah orang yang telah meninggal dunia dari ikatan-ikatan duniawinya menuju surga. Ngaben itu sendiri adalah upacara pembakaran mayat. Hari raya umat agama hindu adalah Nyepi yang pelaksanaannya pada perayaan tahun baru saka pada tanggal 1 dari bulan 10 (kedasa), selain itu ada juga hari raya galungan, kuningan, saras wati, tumpek landep, tumpek uduh, dan siwa ratri. Pedoman dalam ajaran agama Hindu yakni : (1).tattwa (filsafat agama), (2). Etika (susila), (3).Upacara (yadnya). Dibali ada 5 macam upacara (panca yadnya), yaitu (1). Manusia Yadnya yaitu upacara masa kehamilan sampai masa dewasa. (2). Pitra Yadnya yaitu upacara yang ditujukan kepada roh-roh leluhur. (3).Dewa Yadnya yaitu upacara yang diadakan di pura / kuil keluarga.(4).Rsi yadnya yaituupacara dalam rangka pelantikan seorang pendeta. (5). Bhuta yadnya yaitu upacara untuk roh-roh halus disekitar manusia yang mengganggu manusia.

G. KESENIAN
Kebudayaan kesenian di bali di golongkan 3 golongan utama yaitu seni rupa misalnya seni lukis, seni patung, seni arsistektur, seni pertunjukan misalnya seni tari, seni sastra, seni drama, seni musik, dan seni audiovisual misalnya seni video dan film.

NILAI-NILAI BUDAYA
1. Tata krama : kebiasaan sopan santun yang di sepakati dalam lingkungan pergaulan antar manusia di dalam kelompoknya.
2. Nguopin : gotong royong.
3. Ngayah atau ngayang : kerja bakti untuk keperluan agama.
4. Sopan santun : adat hubungan dalam sopan pergaulan terhadap orang-orang yang berbeda sex.

ASPEK PEMBANGUNAN
Di Bali jenis mata pencahariannya adalah bertani disawah. Mata pencaharian pokok tersebut mulai bergeser pada jenis mata pencaharian non pertanian. Pergeseran ini terjadi karena bahwa pada saat sekarang dengan berkembangnya industri pariwisata di daerah Bali, maka mereka menganggap mulai berkembanglah pula terutama dalam mata pencaharian penduduknya. Sehingga kebanyakan orang menjual lahannya untuk industri pariwisata yang dirasakan lebih besar dan lebih cepat dinikmati. Pendapatan yang diperoleh saat ini kebanyakan dari mata pencaharian non pertanian, seperti : tukang, sopir, industri, dan kerajinan rumah tangga. Industri kerajinan rumah tangga seperti : me mimpin usaha selip tepung, selip kelapa, penyosohan beras, usaha bordir atau jahit menjahit.


DAFTAR PUSTAKA

Swarsi, Si Luh
1986 Kedudukan Dan Peranan Wanita Pedesaan Daerah Bali. Jakarta: Departeman Pendidikan Dan Kebudayaan

Dhana, I Nyoman
1994 Pembinaan Budaya Dalam Keluarga Daerah Bali. Bali: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan
Nn
2007 http://wikipedia.org/.Diakses tanggal 15 November 2007, jam 16:30
Nn
2007 http://www.google.com/. Diakses tanggal 15 November 2007, jam 16:45

Nn
2007 http://www.wikipedia.org/tari kecak. Diakses tanggal 15 November 2007, jam 17:00